Selasa, 27 Desember 2016

Immanuel kant Kritik Atas Akal Budi Praktis



Sumber buku :
Immanuel kant
Kritik Atas Akal Budi Praktis
Penenerbit Pustaka Pelajar 2005

Kehidupan memerlukan kebenaran. Kebenaran tidak dapat seluruhnya diperoleh dengan indra dan akal. indra dan akal itu terbatas kemampuannya. Ada kebeneran yang diperlukan, dan hanya mungkin diperoleh dengan hati atau iman. Sampai sekarang masih banyak orang beranggapan bahwa semua kebenaran dapat diperoleh dengan indra dan akal, dengan metode sain dan filsafat. Kant menjelaskan bahwa sains terbatas, bila ia memasukan daerah noumena, ia akan tersesat dalam antinomi. Filsafat punterbatas, bila ia memasukan daerah noumena, ia akan tersesat dalam paralogisme. Daerah noumena itu hanya mungkin dimasuki oleh akal praktis.
Menurut kant tentang moral adalah kata hati, suara hati, perasaan, suatu prinsip yang a priori, absolut. Ia merupakan suatu relitas yang amat mengherankan dalam diri manusia, persaan yang tidak dapat dielakan, menentukan ini benar atau salah. Kata hati itu memerintah. Perintah itu ialah perintah untuk berbuat sesuai dengan keinginan universal, yaitu suatu hukum kewajaran. Apa itu ? hukum kewajaran itu adalah hukum universal. Kita mengetahuinya bukan karena memikirkannya, melainkan dengan perasaan tiba-tiba
Suatu tindakan itu baik buakn karena tindakan tersebut menghasilkan hasil yang baik atau menguntungkan, atau karena tindakan itu bijak. Tindakan dilakukan karena merupakan kepatuhan kepade perintah kalbu, hukum moral yang baku yang bukan datang dari pengalaman indrawi. Ya begitu saja ada di dalam hati dan dan a priori terhadap seluruh tindakan kita dahulu, sekarang sekarang, yang akan datang. Satu-satunya kebaikan di dunia ini iyalah kemauaan yang baik, kemauaan yang mengikuti hukum moral tadi, tanpa memperhitungkan untung atau rugi bagi diri kita atau bagi orang lain. Jangan lah memperhatikan kebahagiaan anda, lakukan saja kewajiban anda . moralitas bukanlah dotrin tentang bagaimana kita mencapai kebahagiaan, melainkan bagaimana kita dapat membuat diri kita layak berbahagia. Untuk mencapai kesempurnaan diri dankebaghagian pada orang orang lain, berbualah sebagaimana  perbuatan kemanusiaan, jangan peduli apakah itu untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Berbuat itu merupakan tujuan, bukan alat. Ini juga, sebagai mana langsung kita rasakan, adalah rasa yang imperatif. Marilah kita hidup-hidupkan prinsip ini, untuk menciptakan manusia yang ideal.
Kita tahu bahwa harus melakukannya. Bagaimana kebaikan itu di tegakkan bila keadannya tidak demikian di dalam hati? Bila tidak demikian, maka kehidupan yang sebentar ini hanya akan seperti mimpi. Akan tetapi dengan cara begitu, dalam kehidupan kedua kita akan memperoleh perhitungan yang adil.
Dengan cara begitu pula dibukikan bahwa tuhan itu ada. Bika kita mnyedari ada tugas. Balasan setiap perbuatan akan datang, maka imortalitas (keabadia) jiwa dan adanya tuhan dapat ditegakkan. Ini semua tidak dapat dibuktikan dengan menggunakan akal teoritis. Pengalaman moral harus di dahulukan. Akal teoritis hanya bekerja pada daerah pengalaman empiris, daerah indra, daerah fenomena
Kant mengakui bahwa keeraturan itu memang ada bila objek dilihat secara keseluruhan. Akan tetapi, itu pun tidak kuat dijadikan bukti adanya sang pengatur. Tuhan itu tidak dapat dibuktikan adanya dengan akal teoritis
Karena akal teoritis (logis) tidak dapat dijadikan dasar agama, maka kitab suci harus di pahami sesuai dengan nilainya bagi moral, tetapi kitab suci tidak bisa di jadikan penilaiaan moral
Penemuaan kant yang penting ialah bahwa dunia luar itu kita ketahui hanyak dengan sensasi, dan jiwa bukan sekedal tabula rasa, jiwa itu alat yang positif, memiliki dan merekontruksi hasil sensai yang masuk . itu di kerjakan oleh jiwa dengan menggunakan kategori. Akan tetapi, apakan kategori itu bawaan (innate), ada sebelum pengalaman ? mungkin demikian pada individu.
Rekontruksi filsafat kant ini tidaklah mesti dianggap serius. Suatu kegairahan yang terdapat di dalam religion within the limits of pure reason membangkitkan rasa ingin tahu. Dan usaha untuk mengganti basis agama dari teologi (rasional) ke moral, dari keyakinan ke tindakan, hanya dapat datang dari suatu kedalaman jiwa keagamaan.
Buku critique dikatakan sebagai dogamtis sebagai suatu usaha seorang skeptis yang yakin pada kepastian sains, yang tak lain ingin menegakkan dogmatisme baru di bawah reruntuhan sistem dogmatisme yang lama dengan cara mengganti dasar sejarah agama, ingin menengakkan naturalisme tanpa polemik, oleh seorang idealis yang mengguakan prinsip-prinsip materialisme.

1 komentar:

  1. Cukup menarik, bisa saya lebih banyak berdiskusi dengan anda ?

    BalasHapus