Senin, 19 Desember 2016

Dasar Dasar Logika



Sumber buku :
Drs. Surajiyo, Drs sugeng Astanto, Dra. Sri Andiani
Dasar Dasar Logika
BUMI AKSARA, Jakarta. 2007

A.   Pengertian logika
Filsafat tidak memberikan jawaban atas pemecahan persoalan filsafat dengan suatu jawaban yang dapat di uji kebenarannya dengan metode empiris atau yang dapat dibuktikan dengan pengujuan-pengujian eksperimental. Pemecahan terhadap persoalan filsafat hanya dapat dilakukan malalui pemikiran yang sungguh-sungguh dan mendalam. Meskipun demikian, jawaban yang diajukan haruslah dengan perbincangan yang masuk akal. Dengan kata lain, keberlangsungan filsafat harus didukung dengan adanya penalaran dan perbincangan. Semua tema ini dibicarakan dalam logika.
Perkataan logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa yunani, yang berhubungan dengan kata benda logos, berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran. Hal ini membuktikan bahwa ternyata ada hubungan yang erat antara pikiran dan perkataan yang merupakan pernyataan dalam bahasa.
Nama logika pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-1 SM), tetapi dalam seni berdebat. Alexander Aphrodisias (permulaan abad ke-3 M) adalah orang pertama yang mempergunakan kata logika dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita (K. Bertens, 1975, hlm. 137-138)
B.   Objek logika
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Yang dibedakan menjadi dua yaitu objek material dan objek formal
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
Berpikir adalah objek material logika. Yang dimaksudkan berpikir disini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakan ini terjadi engan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Dalam logika berpikir dibandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Oleh karena itu, berpikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika.

C.   Guna dan manfaat logika
Ada beberapa kegunaan logika, yaitu dengan belajar logika dapat:
·         Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertb, metodis, dan koheren
·         Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif
·         Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri
·         Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan. (Jan Hendrik Rapar, 1996)
Di samping kegunaaan di atas, logika juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi kemanfaatan teoritis, logika sebagai ilmu banyak menjadikan dalil-dalil, hukum berpikir logis, dengan demikian logika mengajarkan tentang berpikir yang seharusnya. Dalam arti ini, logika adalah ilmu normatif, karena logika membicarakan tentang berpikir sebagaimana seharusnya bukan membicarakan tentang berpikir sebagaimana adanya dalam ilmu-ilmu positif, seperti fisika, psikologi, dan sebagainya. Dengan berpikir sebagaimana seharusnya, ini berarti logika memberikan syarat-syarat tentang apa yang harus di penuhi dalam berpikir untuk mencapai gagasan tentang kebenaran.
D.   Hubungan logika dan psikologi
Dalam psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman malalui proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berpikir sebagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berpikir. Di sinilah letak hubungan antara psikologi dan logika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar