Teori dan Pandangan Tentang Konsep Pendidikan
Noeng Muhadjir (2000: 21) menjelaskan beberapa teori pendidikan yaitu
unfoldment theory, formal discipline theory, dan preparation theory.
Menurut unfoldment theory tugas pendidikan adalah membuka atau
mengeluarkan potensi laten diarahkan ke tujuan tertentu. Tujuan tersebut
bukan sesuatu di luar subyek, melainkan sebagai potensi dalam subyek
itu sendiri; dan tujuan tersebut tidak lain adalah tuntas atau
sempurnanya aktualiasi potensi itu sendiri.
Menurut formal discipline theory, hasil pendidikan haruslah berupa
terbentuknya kemampuan yang dapat digunakan untuk mengerjakan hal-hal
penting apapun. Asumsi yang mendasarinya adalah ada kemampuan yang
bersifat umum yang dapat dioperasikan pada kasus-kasus spesifik
manapun.
Menurut preparation theory pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan
subyek-didik untuk dapat melaksanakan tugas secara sempurna. Tugas
pertama yang tampak oleh penganut teori ini adalah tugas sebagai orang
dewasa. Secara kumulatif aktifitas pendidikan (sebagai obyek studi)
meliputi: menuntun-melayani, mengeluarkan potensi laten, mengembangkan,
membentuk, kemampuan umum, dan mempersiapkan.
Selain itu, ada beberapa pandangan tentang konsep pendidikan, antara lain:
1. Pendidikan sebagai manifestasi (education as manifestation).
Dengan analogi pertumbuhan bunga atau benih, dikatakan bahwa pendidikan
adalah suatu proses untuk menjadikan manifes (tampak aktual) apa-apa
yang bersifat laten (tersembunyi) pada diri setiap anak.
2. Pendidikan sebagai akuisisi (education as acquisition)
Dengan analogi spon, pendidikan digambarkan sebagai upaya untuk
mengembangkan kemampuan seseorang dalam memperoleh (menyerap) informasi
dari lingkungannya.
3. Pendidikan sebagai transaksi (education as transaction)
Dengan analogi orang Eskimo di Baffin Bay yang “berinteraksi” (work
together) dengan bebatuan yang ada di lingkungannya untuk membuat rumah
batu (stone sculpture) yang secara organic sesuai dengan materialnya dan
selaras dengan kemampuan pembuatnya. Pendidikan adalah proses memberi
dan menerima (give and take) antara manusia dengan lingkungannya. Di
sana seseorang mengembangkan atau menciptakan kemampuan yang diperlukan
untuk memodifikasi atau meningkatkan kondisinya dan juga lingkungannya.
Sebagaimana pula di sana dibentuk perilaku dan sikap-sikap yang akan
membimbing pada upaya rekonstruksi manusia dan lingkungannya (P.H. Hirst
& R.S. Peters).
Sumber:
- Henderson, SVP, Introduction to Philosophy of Education.Chicago : Univ. of Chicago Press, 1954.
- Heryanto, Nunu, Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan Bagi Pendidikan (Suatu Tinjauan Filsafat Sains).
- Kneller, George F. , Introduction to the Philosophy of Education. John Willey Sons Inc, New York, 1971.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar