Senin, 03 Oktober 2016

KONFLIK MENURUT KARL MARX



Menurut Karl Marx, kehadiran konflik didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi. Dimana pemilikan sarana-sarana produksi tersebut menyebabkan adanya perbedaan hak kepemilikan atas sarana-sarana produksi yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Dan perbedaan kepemilikan itulah yang kemudian akan menjadi unsur pokok adanya pemisahan kelas di dalam masyarakat.

“Barang siapa memiliki sarana produksi lebih besar, maka dialah yang akan menduduki kelas atas. Sedangkan barang siapa yang memiliki sarana produksi lebih sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana produksi, maka dialah yang akan menduduki kelas bawah.”

Oleh karenanya, Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Dalam hal ini, Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, terdiri dari kelas pemilik modal (kelas borjuis) dan kelas pekerja miskin (kelas proletar). Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, dimana kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga.

Contohnya: pada masa pemerintahan Soeharto, kita sebagai masyarakat dibuat tidak sadar akan kelakuan pemerintah yang saat itu dikategorikan sebagai kelas atas dan kita kelas bawah. Sehingga rakyat dibuat buta dan bisu oleh sistem yang telah dibuatnya, tidak bisa berperilaku bebas, terjadi pembungkaman aspirasi, bersuara sedikit langsung dibantai dan dilenyapkan, masyarakat kelaparan akibat krisis moneter yang melanda rakyat dengan tetap berkewajiban membayar pajak yang semakin mencekik rakyat, terjadi pembiusan publik dengan berbagai sumbangsih pemerintah yang menyesatkan di masa depan, dll.. hal itu menjadi bukti adanya eksploitasi terhadap rakyat oleh pemerintahan, seolah kita hanya menumpang hidup dan tidak punya hak apa-apa atas negara yang kita tempati ini, dengan setumpuk kewajiban yang harus tetap kita jalankan.

Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi, yang pada akhirnya akan mengarah pada perubahan sosial di masyarakat. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. Sehingga memutuskan untuk mengorganisasi massa menjadi gerakan sosial yang besar untuk diarahkan pada perjuangan menuju prubahan sosial yang lebih baik, seperti yang mereka inginkan.

Contohnya: dengan eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh Soeharto terhadap rakyat Indonesia, membuat sebagian dari masyarakat sadar atas apa yang telah dilakukan Soeharto. Hal ini mendorong mereka untuk membentuk suatu gerakan sosial yang diprakarsai oleh Amin Rais dengan tujuan melakukan reformasi terhadap pemerintahan menuju konsep perubahan sosial yang lebih baik di masyarakat Indonesia. Ini tergolong bentuk perjuangan kaum proletar (kelas bawah) terhadap kaum borjuis (kelas atas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar