BAB
I
PENDAHULU
Latar Belakang
Kemajuan
jaman sering diiringi dengan berkembangnya informasi dan tingkat kemampuan
intelektual manusia. Bersama itu peran perempuan dalam kehidupan pun terus
berubah untuk menjawab tantangan jaman, tak terkecuali mengenai peran perempuan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Biasanya, tulang
punggung kehidupan keluarga adalah pria atau suami. Tapi kini para perempuan
banyak yang berperan aktif untuk mendukung ekonomi keluarga. Perempuan tidak
sekedar menjadi konco , tetapi juga banyak mempunyai peran dalam keluarga.
Menurut konsep ibuisme, kemandirian perempuan tidak dapat dilepaskan dari
perannya sebagai ibu dan istri, perempuan dianggap sebagai makhluk social dan
budaya yang utuh apabila telah memainkan kedua peran tersebut dengan
baik. Mies (dalam Abdullah 1997:91) menyebutkan fenomena ini house wifization
kerena peran utama perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga yang harus
memberikan tenaga dan perhatiannya demi kepentingan keluarga tanpa boleh
mengharapkan imbalan, prestise serta kekuasaan. Bahkan tak jarang perempuan
mempunyai tingkat penghasilan yang lebih memadai untuk mencukupi kebutuhan
keluarga dibanding suaminya. Dengan pendapatan yang diperoleh, dapat dikatakan
bahwa perempuan ikut berusaha untuk keluar dari kemiskinan meski semua
kebutuhan keluarga tidak terpenuhi.
peran
atau role menurut suratman (2000:15) adalah fungsi atau tingkah laku yang
diharapkan ada pada individu seksual, sebagai satu aktivitas menurut tujuannya
dapat dibedakan menjadi dua: 1. Peran public, yaitu segala aktivitas manusia
yang biasanya dilakukan dilluar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan
penghasilan; 2. Peran domestic, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah
dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk
melakukan kegiatan kerumahtanggaan. Peran yang dilakukan para perempuan atau
ibu rumah tangga karena ingin kondisi kesejahteraan yaitu sandang, pangan,
papan, pendidikan, kesehatan, persiapan meteri berbagai jaminan masa depan
kehidupannya, ketentraman dan keamanan.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
peran ganda pada masyarakat desa citorek ?
2. Bagaimana
akses dan kontrol perempuan di desa citorek ?
Tujuan
penelitian
1. Menganalisis
pola aktifitas perempuan di Desa Citorek di dalam dan di luar rumah tangga .
2. Menganilisis
akses dan kontrol perempuan di desa citorek di dalam dan di luar rumah tangga
3. Mendeskripsikan
motivasi perempuan di desa citorek dalam berperan ganda
Manfaat
penelitian
1. Penelitian
ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan pengetahuan
teoritik terhadap masalah praktis.
2. Sebagai
pembanding antara teori yang didapat dari bangku perkuliahan dengan fakta yang
dilapangan.
BAB
II
ISI
Tinggat
sosial ekonomi keluarga yang rendah membuat perempuan memiliki peran ganda.
Terbatasnya lapangan kerja di pedesaan, keterampilan yang terbatas dan
pendidikan yang rendah menjadikan profesi petani sebagai pilihan pekerjaan para
perempuan. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Citorek . penelitian ini
menjelaskan bahwa perempuan dengan peran ganda memiliki waktu domestik dan
waktu publik yang berdampak dalam kehidupannya. Hal ini berpengaruh pada
kondisi sosial, dimana perempuan petani tetap memiliki interaksi sosial yang
baik dalam keluarga, bahkan memperluas pergaulan dengan masyarakat. Dari segi
ekonomi, profesi sebagai perempuan petani tidak menaikan kesejahteraan secara
signifikan karna rendahnya timbal balik yang di terima. Namun dengan kemandirian
ekonominya, perempuan di desa ini memiliki peran yang aktif dalam pengambilan
keputusan di keluarga. Tuntutan sosial ekonomi yang di bebankan kepada
perempuan ini juga mendorong masyarakat untuk tidak bertindak diskriminatif.
Fenomena
wanita bekerja untuk mencari nafkah terjadi karna dorongan kebutuhan, kemauan,
dan kemampuan serta kesempatan kerja yang tersedia dan akses wanita atas
kesempatan tersebut. Status ekonomi perempuan di lihat dari aktivitasnya dalam
kegiatan mencari nafkah, akses terhadap faktor produksi, tingkat pendapatan
yang di hasilkan dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga (sukesi dan
sugianto, 2002). Adanya “aspek gender” yaitu : pola konstruksi nilai dalam
hubungan sosial budaya dan psikologis antara pria dan wanita. Suatu jenis
pekerjaan ada yang pantas di kerjakan oleh wanita saja atau oleh pria saja, di
lain pihak ada pekerjaan tertent yang terbuka bagi kedua pihak, baik pria
maupun wanita (sumaryo dan zuriah, 2013). Ini merupakan akibat dari budaya
patriarki yang sangat kuat dalam masyarakat Desa Citorek
1. Peran
ganda perempuan di era pembangunan
Di Indonesia, gerakan untuk memperjuangkan kedudukan
dan peranan perempuan telah cukup lama dilakukan. Kartini adalah tokoh yang
telah merintis membebaskan kaum perempuan dari kegelapan melalui pendidikan.
Pendidikan dianggap penting karena pendidikan sebagai jalan keluar dalam
memecahkan semua masalah dan kesengsaraan bangsa-bangsa (Hardjito 1984:16-17).
Salah satu perbedaan perempuan masa kini dan jaman
kartini atau zaman dulu ialah, perempuan jawa masa kini ingin, bersedia, boleh,
dan bahkan diarahkan untuk dapat mengisi dua peranan, satu didalam rumah tangga
sebagai ibu dan istri, dan yang lain peranan di luar rumah (Sadli
1992:142-143).
Pengertian peran ganda perempuan di era pembangunan
adalah partisipasi perempuan yang mencakup sector domestic maupun sector
public, dimana hal ini sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan
pembangunan.
Pada masyarakat pedesaan peran ganda perempuan bukanlah
hal yang baru. Mereka disamping sebagai istri, ibu juga harus bekerja di luar
rumah, misalnya: bertani, berkebun, berdagang, mencari kayu, bekerja sebagai
buruh dan lain-lain.karena tanpa bekerja kebutuhsn hidup tidak akan terpenuhi.
Berarti bekerja merupakan suatu keharusan. Pada umumnya perempuan yang memiliki
taraf pendidikan yang tinggi merupakan sumber daya bagi pembangunan, sehingga
bila tidak dimanfaatkan merupakan suatu penghamburan dana. Karena mahalnya
biaya pendidikan (Soedarsono dan Murniatmo 1986:58)
Pergeseran dalam peran (pembagian kerja) antara
laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan rumah tangga, terjadi ketika seorang
ibu mempunyai peran yang sangat penting di dalam masyarakat dan Negara. Di mana
peran perempuan tidak hanya untuk dipimpin tetapi juga untuk memimpin. Hal itu
harus diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan yang positif dan pasti.
Pembagian peran domestic dan public tidak relevan jika
diterapkan dalam masyarakat jawa. Karena dalam masyarakat ini perempuan
terbiasa dengan peran domestic sekaligus public. Hal ini terutama terjadi pada
masyarakat jawa golongan petani, pedagang, dan nelayan, di mana perempuan
mengurus rumah tangga (domestic) sekaligus mencari nafkah (ekonomi-publik)
(Stivens 1991: 9-10).
Namun
peran perempuan dalam kegiatan di sektor publik dianggap masih belum cukup dan
belum ada pengakuan atau penghargaan yang layak atas hasil kerjanya, karna
sumbangan kerja perempuan hanya dianggap sebagai pelengkap dan bekerja membantu
kaum laki-laki sehingga status sosialnya kurang di perhitungkan
Hal
ini terlihat dalam proses pengambilan keputusan dalam ranah politik di dalam
masyarakat Desa Citorek yang di dominasi oleh kaum laki-laki. Padahal peranan
perempuan dalam jam kerja pada kegiatan ekonomi sangat besar, selain itu
perempuan masih meluangkan waktunya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, di
samping peran utamanya sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan rumah tangga, di bandingkan dengan kaum pria yang hanya
mengurus pekerjaan saja. Jadi peran ganda perempuan sangat penting dalam rangka
meningkatkan pendapatan rumah tangga dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
keluarga (Widodo,2013).
2. Motivasi
perempuan Pedesaan dalam berperan ganda
Motivasi
utama perempuan pedesaan untuk bekerja pada umumnya di sebabkan karena tuntutan
ekonomi keluarga atau menambah pendapatan keluarga. Mereka megaggap kebutuhan
hidup keluarga semakin bertambah dan apabila hanya mengandalkan gaji suami
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hanya sebagian kecil
perempuan yang motivasinya bekerja untuk mengembangkan diri dan mengisi waktu
luang, terutama bagi perempuan yang memiliki status sosial yang baik terutama
tigkat pendidikan tinggi. Selain itu suaminya sanggat mendukung kesetaraan
gender. Hal ini berpengaruh dalam cara pandang dan jenis pekerjaan perempuan.
Selain berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja mencari nafkah, perempuan
juga aktif dalam kegiatan sosial. Kegiatan sosial seperti posyandu
Pada
umumnya keluarga terutama suami sangat mendukung peran ganda perempuan. Jika
keluarga sangat mendukung perempuan untuk bekerja dan aktif dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan, maka perempuan akan semakin semangat untuk meraik
kesuksesan dalam rumah tangga, pekerjaan maupun aktivitasnya dalam kegian
sosial kemasyarakatan.
3. Aktivitas
perempuan dan laki-laki dalam kegiatan produktif
a. Pertanian
Pada
umumnya mereka yang bekerja di bidang pertanian sebagai petani maupun buruh
tani. Petani mempunyai akses dan kontrol penuh terhadap semua input pertanian
seperti lahan pertanian, sarana produksi dan tenaga kerja, sedangkan buruh tani
hanya bekerja di lahan orang. Budaya patriarki menyebabkan pembagian pekerjaan
secara gander. Di dalam masyarakat desa citorek di bidang pertanian tidak ada
perbedaan pekerjaan antara perempuan dan laki-laki semua pekerjaan sama saja
b. Mencari
nafkah
Pada
awalnya bekerja menjadi tangguang jawab laki-laki sebagai kepala keluarga,
namun karena semakin bertambah kebutuhan keluarga dan penghasilan suami tidak
mencukupi maka perempuan harus ikut bekerja untuk mencari tambahan penghasilan.
c. Pekerjaan
sampingan
Pekerjaan
sampingan ini pada umumnya di usahakan sendiri oleh perempuan di sela-sela
waktu ruangnya melaksanaka pekerjaan utamanya, seperti membuka warung dan
menjadi juru masak. Selain itu ada juga pekerjaan sampingan yang di kerjakan
perempuan bersama suami ataupun anggota keluarga lainnya.
Kegiatan
reproduktif
Penyediaan
makanan
Dalam
hal penyediaan makanan, perempuan bertanggung jawab penuh mulai dari menentukan makanan menurut kegiatan
suami atau yang diikuti seperti posyandu. Kegiatan sosial yang lebih penting
yang terkait dengan permasalahn di desa seperti kelompok tani, dan musyawarah
di balai desa lebih banyak diikuti laki-laki dan perempuan jarang di libatkan
dalam kegiatan tersebut. Akibatnya pengambilan keputusan penting serta banyak
kebijakan dan program-progam pembangunan
di pedesaaan yag tidak menyentuh kaum perempuan (berpresektif gander), sehingga
sangat merugian kaum perempuan itu sendiri
4. Pola
aktivitas perempuan pedesaan di dalam rumah tangga dan di luar rumah tangga
a. Profil
pekerjaan rumah tangga
Jenis
pekerjaan rumah tangga yang setiap hari di kerjakan oleh responden tidak jauh
beda dengan pekejaan rumah tangga biasa seperti: mengasuh anak, memasak,
membersihkan rumah, memcuci dan lain-lain. Mereka melaksanakan pekerjaan rumah
tangga mulali dari pagi hai sebelum bekerja sampai sore hari setelah pulang
bekerja untuk jenis pekerjaan yang mempunyai jam bekerja yang tetap seperti PNS
dan petani bisa mengatur waktunya untuk aktivitas di dalam rumah dan di luar
rumah.
Untuk
pekerjaan yang tidak tetap waktunya seperti pedagang dan yang mempunyai
pekerjaan sampingan, mereka harus bisa membagi waktunya antara keluarga dan
pekeejaan. sering kali mereka harus
mengorbankan kepentingan keluarga karena tuntutan ekonomi karena harus bekarja
melebihi batas waktu dari biasanya. Oleh karena itu harus ada pembagian
pekerjaan atau aktivitas rumah tangga.
b. Profil
pekerjaan nafkah perempuan
Sebagai
besar perempuan mempunyai pekerjaan di bidang pertanian sebagai petani
maupun buru tani, pada umumnya perempuan
bekerja sejak mempunyai suami sampai mempuyai banyak anak. Sebagian besar
perempuan mempunyai masa kerja bertahun-tahun bahan lebih dari 10 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa mereka lebih berpengalaman dalam melaksanaka
pekerjaannya.
c. Profil
aktivitas sosial kemasyarakatan
Selain
menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan perempuan yang bekerja mencar
nafkah, perempuan juga melakukan aktifitas kemasyarakatan yaitu seperti bertani
di Desa Citorek yang paling sering di lakukan adalah kegiatan bertani dan kegiatan
sosial. Kegiatan bertaninya yaitu seperti menanam padi dan mengetem sedangkan
kegiatan sosial yaitu seperti posyandu. Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
tersebut, adakalanya perempuan juga bertindak sebagai pengurus, karea di anggap
lebih berpengalaman. Sulit mendapatkan pekerjaan yang layak karena tidak
mempunyai keahlian yang cukup. Selain itu perempuan jarang di libatkan dalam
pengambilan keputusan penting berkaitan dengan pembangunan dan perempuan sulit
mengakses informasi penting. Tetapi di masa sekarang perempuan dan laki-laki
mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan, karena dalam rumah tangga
sudah ada kesadaran dan di tanamkan nilai pentingnya menempuh pendidikan bagi
anak-anak. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya anak-anak usia sekolah di
Desa Citorek.
5. Akses
dan kotrol perempuan di dalam rumah tangga dan di luar rumah tangga
Sumber
daya
a. Akses
dan kontrol terhadap uang
Perempuan memegang keuangan rumah tangga, tetapi untuk
pengeluaran rumah tangga tidak semuanya di tentukan oleh perempuan. Perempuan
bebas untuk menentukan pengeluaran dalam kebutuhan pokok sehari-hari seperti
untuk kebutuhan makanan dan tabungan. Perempuan harus pandai mengerti megatur
keuangan dalam rumah tangga atau melakukan penghematan supaya kehidupan rumah
tangganya dapa bertahan (survive)
b. Akses
dan kontrol terhadap pendidikan
Dalam bidang pendidikan, sebagian besar perempuan
mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga berpengaruh terhadap
kualiatas SMD. Akibatnya perempuan suliat mendapatkan pekerjaan yang layak karena
tidak mempunyai keahlian yang cukup selain itu juga perempuan jarang dilibatkan
dalam pengambilan keputusan penting berkaitan dengan pembangunan dan perempuan
sulit mengakses informasi penting tetapi di masa sekarang perempuan dan
laki-laki mempunya hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan, karena dalam
rumah tangga sudah ada kesadaran dan ditanamkan nilai pentingnya menempuh
pendidikan bagi anak-anak.
c. Akses
dan kontrol terhadap teknologi
Teknologi
diperlukan manusia untuk membantu melaksanakan aktivitasnya. Teknologi yang
digunakan bisa sederhana maupun teknologi yang modern/canggih. Pada umumnya
laki-laki lebih bnayk mengases teknologi yang lebih modern, sedangkan perempuan
lebih banyak mengguanakan teknologi yang sederhana. Hal ini berkaitan dengan
kualitas SDM, dimana pada umumnya tingkat pendidikan perempuan masih rendah
sehingga sulit mengakses teknologi.
d. Akses
dan kontrol tehadap informasi
Saat
ini kebutuhan akan informasi sangat penting. Pada umumnya laki-laki lebih
banyak melakiukan akses dan kontrol terhadap informasi dibandingkan perempuan.
Perempuan sulit mengakses informasi dan jarang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan penting dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan karena status
sosialnya kurang di pethitungkan hal ini berkaitan dengan kualitas SDM.
6. Manfaaat
Bidang
kesehatan
Manfaaat selain income terdiri atas layanan di bidang
kesehatan, layanan sosial budaya dan layanan pendidikan. Di bidang kesehatan,
secara umum, kesadaran penduduk dalam menjaga kesehatan sudah lebih baik.
Selain sarana kesehatan di desa citorek sudah cukup memadai dengan tersedianya
posyandu dan poliklinik untuk pemanfaan pelayanan kesehatan perempuan lebih
domonian dari pada laiki-laki, karena kesehatan perempuan lebih kompleks
terutama dalam kegiatan kesehatan reproduksi.
Sebagian
besar penduduk, terutama penduduk yang kurang mampu masih banyak yang
memanfaatkan pengobatan tradisional/alternatif seperti dukun, jamu, obat-obatan
tradisional dan lain-lain , karena dianggap sudah menjadi tradisi atau turun
temurun dan lebih murah dari pada obat-obatan modern
Bidang
sosial budaya
Dalam
layanan sosial budaya seperti layanan tantang pemerintanhan, keagamaan dan
kegiatan sosial dan lain-lain. Dalam layanan di bidang pemerintahan laki laki
lebih dominan dari pada perempuan, karenalaki-laki lebih berperan penting dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga dan masyarakat, seperti kegiatan atau
pertemuan yang di balai desa yang bnayka diikuti oleh penduduk laki-laki.
Pelayanan di bidang pemerintahan berjaklan cukup baik karena aparat
pemerintahan desa bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik meskipun
sarana dan prasarana di kantor desa sangat sederhana. Kegiatan administrasi
masih dilakukan secara manual. Dalam bidang agama, karena sebagian besar
penduduk desa citorek beragama islam maka semua penduduk aktif dalam kegiatan
keagamaan seperti solat bejamaah dan pengajian atau tahlilan yang dilakukan
secara bergiliran di rumah penduduk, masjid atau musolah setiap minggu. Dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan, terdapat banyak kelompok lembaga sosial sepert kelompok
tani, karang taruna dan lain-lain penduduk laki-laki lebih banyak beperan di
dalam lembaga sosial dari pada penduduk perempuan
7. Akses
dan kontrol perempuan
a. Akses
dan kontrol terhadap manfaat harta kekayaan
Yang termasuk harta kekayaan adalah uang,
kendaraan, barang elektronik, pertanian untuk penguasaan kendaraan lebih di
domiasi oleh laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan untuk
barang-barang elektronik, akses laki-laki perempuan sama tetapi kntrol lebih
banyak di lakukan laki-laki. Sebagian besar penduduk memiliki barang
elektronik. Di samping itu sebagian besar penduduk mempunyai ternak akses
kontrol lebih banyak di lakukan oleh laki-laki. Selain itu sebagian besar
penduduk juga mempunyai lahan pertanian akses kontrol lebih banyak di lakukan
oleh laki-laki dan perempuan.
b. Akses
dan kontrol terhadap manfaat kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, dan
papan. Setiap anggota keluarga mempunyai hak/akses yang sam dalam menempati
rumah sebagai tempat tinggal, tetapi untuk kepemilkan menjadi tanggung jawab
suami sebagai kepala keluarga. Begitu juga untuk pakaian, akses dan kontrol
laki-laki perempuan sama besar, karena pemakaian berfungsi untuk melindungi
tubuh. Pada umumnya untuk mencuci dan menytrika pakaian menjadi tanggung jawab
perempuan, sedangkan untuk makanan
laki-laki dan perempuan punya akses yang sama tetapi perempuan lebih berperan
dalam mengontrol makanan dengan memasak dan menyediakan makanan bagi keluarga.
c. Kontribusi
perempuan terhadap pendapatan keluarga
Kontribusi pendapatan perempuan adalah sumbanga
pendapatan yang di berikan perempuan terhadap keluarga. Secara umum rata-rata
kotribusi pada Desa Citorek pendapatan perempuan tidak dapat di katakan hanya
sebagai pendapatan tambahan saja melainkan juga sebagai sumber pendapatan
keluarga utama.
8. Fungsi
dan peran perempuan di dalam keluarga dan masyarakat
1. Fungsi
adaptasi
Perempuan harus bisa beradaptasi untuk bisa melaksanakan
perannya di dalam rumah tangga sebagai ibu rumah tangga dan di luat rumah
tangga. Sehingga di harapkan dengan peran ganda perempuan tersebut dapat
meningkatkan kemampuannya dengan baik di dalam keluarga dan masyarakat.
2. Fungsi
mencapai tujuan
Tujuan peran gand perempuan di pedesaan pada umumnya di
sebabkan karena tuntutan ekonomi keluarga/menambahkan pendapatan keluarga
supaya rumah tangganya bisa bertahan.
3. Fungsi
integrasi
Dengan pera ganda perempuan di dalam keluaraga dan
masyarakat maka perempuan di harapkam bisa berintegrasi atau menyatu di dalam
hati, pikiran dan sikapnya dengan fungsinya sebagai ibu rumah tangga maupun
sebagai pekerja dan anggota masyarakat sehingga perempuan dapat melaksanakan
tugas dan kewajibannya dengan baik di dalam keluarga dan masyarakat
4. Fungsi
mempertahankan pola (laten)
Setelah melaluli berbagai tahapan tersebut di atas, maka
perempuan bisa menentukan ke arah mana dan bagai mana peran perempuan yang
diinginkan, maka dia akan mempetahankan polanya sehingga perempuan bisa menjadi
panutan yang baik terhadap keluarga dan masyarakat.
9. Sudut
pandang peran ganda pada masyarakat desa citorek
a. Sudut
pandang sesepuh
Sesepuh pada desa citorek mengungkapkan bahwa beliau
menerima arus modenisasi pada desa citorek yang mengakibatkan peran ganda
terhadap perempuan bisa di terima oleh sesepuh dan sudah adanya pengakuan yang
sah.
b. Sudut
pandang masyarakat
Masyarakat pada desa citorek sangat meyakini dan
mengikuti peraturan-peraturan desa yang dibuat oleh sesepuh yang mengatur
mereka. Oleh sebab itu peran ganda yang ada pada desa citorek sangat di maklumi
atau di terima dengan baik selain dari aturan yang berlaku dan karena
faktor-faktor yang mendong mereka (perempuan) melakukan peran ganda tersebut.
c. Sudut
pandang hukum adat pada desa citorek
Pada hukum adat yang berlaku pada desa
citorek bahwa peran ganda yang dilakukan oleh perempuan di desa tersebut tidak
sama sekali menyimpang dari adat yang mereka anut oleh karena itu pada desa
tersebut tidak ada pertentangan yang signifikan yang dilakukan oleh aparatur
adat.
10. Fungsi
hubungan suami istri dalam masyarakat dan keluarga
Kedudukan
suami istri di tentukan oleh kewajiban kewajiban di dalam keluarga mamupun
masyarakat luas. Dengan menentukan pekerjaan-pekerjaan tertentu maka para
lelaki di luar rumah tangga, masyarakat juga ikut menentukan pembagian kerja
dalam keluarga, sama halnya dengan apa yang di kerjakan anak-anak dan orang tua
di dalam keluarga membentuk tugas-tugas apa yang di berikan kepada mereka di
dalam keluarga. Orang tua berkewajiban untuk pertama kali mensosialisir
anak-anak mereka, tetapi dengan demikian pula mempertahankan kontrol sosial
atas mereka jika mereka meninggalkan rumah
Karena
kedudukan seseorang, dan dengan demikian pula hubungan sosialnya, akan berubah
salam banyak hal selama masa kehidupannya dan kedua orang tuanya (dari
kelahirannya dan kedudukannya sebagai orang tua).
11. Tugas-Tugas
Wanita
Menurut Notopuro (1984 : 57-58) konsep diri wanita
Indonesia sebagai ibu rumah tangga dalam kerangka Panca Tugas Wanita yaitu :
1. Wanita
sebagai pendamping suami
·
Menjadi diri sebagai kekasih sejati dalam suka dan
duka.
·
Memahami keadaan suami, lebih mengenai tanggung jawab,
kedudukan dan tugasnya.
·
Menjadikan diri sebagi wanita yang didambakan suami
yaitu penuh kasih sayang, setia, saling menghormati dan pengertian.
·
Selalu menjaga kebersihan dalam rumah, menciptakan
suasana harmonis dan damai.
·
Penuh toleransi, menghargai dan menghormati suami
sebagai kepala keluarga, serta mampu memberikan dorongan moral yang
baik.
2. Wanita
sebagai pendidik dan pembina generasi muda
·
Sesuai kodratnya sebagai ibu dengan melahirkan anak
yang sehat, normal dan cerdas.
·
Ibu sebagai pendidik pertama dan utama dapat
memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada anak.
·
Memiliki pengetahuan tentang pengasuhan anak dan
kesehatan ibu dalam masa kehamilan dan kelahiran.
3. Wanita
sebagai ibu rumah tangga
·
Selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
·
Mampu menciptakan rumah tangga yang tenang, sejuk dan
tentram.
·
Pandai mengatur dan memanfaatkan waktu secara efisien.
·
Pandai berhemat, hidup sederhana dan dapat menabung.
·
Menyiapkan makanan sesuai selera dan bergizi.
4. Wanita
sebagai pembawa keturunan
·
Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan agar
dapatmemberi penghasilan tambahan untuk keluarga sesuai dengan kemampuannya.
·
Menggali, mengelola, dan mendayagunakan sumber-sumber
yang ada.
5. Wanita
sebagai anggota masyarakat.
·
Memelihara pergaulan hidup dan menjaga kerukunan
bertetangga.
·
Sadar akan hak dan kewajibannya, ikut berperan aktif dalam
pembangunan.
·
Melestarikan asas-asas yang baik dan tumbuh dalam
masyarakat.
Meskipun demikian, beban wanita (isteri) tetaplah yang
paling berat, sebab pada umumnya wanita mempunyai lima macam golongan kegiatan
yaitu : 1) kegiatan sehari-hari berkaitan dengan rumah tangga; 2) kegiatan
mencari nafkah pada industri rumah tangga; 3) kegiatan mencari nafkah pada
kesempatan lain; 4) kegiatan sosial dan msyarakat; dan 5) kegiatan individual
dan istirahat. (Abdullah, 2003 : 231).
beban wanita (isteri) tetapla yang paling berat, sebab
pada umumnya wanita mempunyai lima macam golongan kegiatan yaitu : 1) kegiatan
sehari-hari berkaitan dengan rumah tangga; 2) kegiatan mencari nafkah pada
industri rumah tangga; 3) kegiatan mencari nafkah pada kesempatan lain; 4)
kegiatan sosial dan msyarakat; dan 5) kegiatan individual dan istirahat.
(Abdullah, 2003 : 231).
Dengan begitu banyaknya peran yang harus dilakukan
perempuan tersebut menandakan bahwa perempuan telah mengalami beban ganda dalam
hidupnya. Beban ganda (double burden) adalah adanya perlakuan terhadap
salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak
dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Adanya anggapan bahwa perempuan
secara alamiah memiliki sifat memelihara, merawat, mengasuh dan rajin,
mengakibatkan semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum
perempuan. Karena itu, bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, selain
bekerja di wilayah publik, mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan
domestik.
Secara konseptual peran ganda wanita mengandung
beberapa kelemahan dan ambivalensi. Pertama, di dalamnya terkandung pengertian
bahwa sifat dan jenis pekerjaan wanita adalah tertentu dan sesuai dengan kodrat
wanitanya. Kedua, dalam kaitan dengan yang pertama, wanita tidak sepenuhnya
bisa ikut dalam proses-proses produksi. Ketiga, di dalamnya terkandung
pengakuan bahwa sistem pembagian kerja seksual seperti yang dikenal sekarang
bersifat biologis semata. Keempat, merupakan suatu penerimaan tuntas terhadap
berlangsungnya mode of production yang ada. Kelima, bila dikaitkan unsur
keselarasan dan pengertian yang terkandung di dalamnya adalah bersifat
etnosentris dan mengacu pada kelas sosial tertentu dan secara kultural bukan
sesuatu yang universal dimiliki oleh setiap suku bangsa di Indonesia.
12. Kedudukan
Dan Peranan Tenaga Kerja Wanita
Perkembangan zaman yang semakin canggih menyebabkan
tidak sedikit wanita yang memasuki sektor publik, untuk bekerja di berbagai
sektor kehidupan. Masuknya wanita dalam sektor publik tersebut menyebabkan
bertambahnya peran yang harus dilaksanakan. Selain berperan dalam sektor
domestik yang sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga dan
anak-anak, wanita juga berperan dalam sektor publik sebagai pencari nafkah
dalam keluarga.
Menurut Abdullah (2003 : 226), keterlibatan wanita
dalam industri rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, tekanan
ekonomi. Kedua, lingkungan keluarga yang sangat mendukung dalam bekerja,
misalnya : mereka terbiasa membantu orang-orang di sekitarnya yang mengusahakan
industri rumah tangga. Ketiga, tidak ada peluang kerja lain yang sesuai dengan
ketrampilannya.
Kondisi kemiskinan mendorong perempuan untuk ikut
mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga. Dengan berbagai cara perempuan
ikut berperan aktif menaikkan pendapatan. Perempuan miskin di desa merupakan
kelompok terbesar yang terus-menerus mencari peluang kerja demi memenuhi
kebutuhan dasar. Mereka bekerja sebagai buruh tani, buruh perkebunan, pembantu
rumah tangga, buruh tani, dan pekerja migran. Sementara proses pembangunan
telah merugikan kaum perempuan. Mereka menjadi miskin dan temarginal. Pesatnya
pembangunan menyebabkan tersingkirnya tenaga kerja perempuan ke sektor-sektor
marginal karena perempuan tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang
cukup memadai seiring dengan laju pembangunan (Astuti, 2008 : 42).
Marginalisasi/peminggiran adalah kondisi atau proses
peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang
berakibat kemiskinan. Mayoritas ibu
rumah tangga di Desa Citorek berpendidikan rendah dan tidak memiliki
ketrampilan yang tinggi. Hal tersebut memaksa mereka bekerja sebagai buruh tani,
karena hanya pekerjaan sebagai buruh tani tersebut yang dapat para ibu rumah
tangga tersebut lakukan untuk menambah penghasilan. Hal tersebut merupakan
bentuk marginalisasi terhadap perempuan karena ibu-ibu rumah tangga tersebut
hanya dapat bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan rendah akibat mereka
berpendidikan rendah dan tidak memiliki ketrampilan yang tinggi. Buruh adalah
orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah (Ali, 2002 : 180).
BAB IIII
PENUTUP
Kesimpulan
·
Motivasi perempuan pedesaan untuk bekerja pada umumnya
untuk menambah pendapatan keluarga
·
Pada umumnya keluarga atau suami mendukung peran ganda
pada perempuan atau istri
·
Tingkat pendidikan dan curahan jam kerja sangat
berpengaruh terhadap pendapatan perempuan
DAFTAR PUSTAKA
·
Novia, dina. Jurnal Analisis Sosial Ekonomi Peranan
Perempuan di Pedesaan. Malang, 2007
·
Goode, William J. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi
Aksara, 2007
·
http://mbaawoeland.blogspot.co.id/2011/12/peran-ganda-perempuan.html