Rabu, 23 November 2016

GERAKAN DALAM KARATE (BKC)

OSH…….!!!
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:

Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.

Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )

Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.

Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
Tetsui-Uchi : Tangan palu
Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
Haishu-Uchi : Tangan pedang
Haito-Uchi : Tangan pedang
Empi : Sikutan
Shuto-Uchi : Tangan pedang
Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.

Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
Usiro-Geri: Tendangan ke belakang

Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :
Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
Agi-Uke : Tangkisan atas
Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:
KIHON IPPON KUMITE
(Pertarungan Dasar Satu Langkah)

Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan kepada target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum melakukan serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi” (istirahat). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , kontrol yang baik harus selalu dilatih.

GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)


Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan harus konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.

SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)

Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)


Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau kiri sesuai dengan instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar (jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.


TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.


JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas)


Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan badan.


Tangan harus selalu diposisinya dimana akan melindungi atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan “Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik.


TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih (Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang menyeluruh).


OKURI JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)


Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab “Osh”. Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan mengarahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.




TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin.


JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)


Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai (jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime (mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan, berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.


TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No Mind”

ISTILAH – ISTILAH KUMITE





Jepang
Indonesia

Aiuchi
Ganti Pukulan

Jogai
Keluar dari garis luar lapangan pertandingan

Atoshi-Baraku
Peringatan 30 detik

Fukusin-Shugo
Pemanggilan wasit bersama-sama

Motono-Ichi
Kembali ke garis mulai

Tsu-Zu-Kete-Hajime
Lanjutkan serangan

Tori-Masen
Tidak ada nilai

3.kata
Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.


Kata
Arti
Nama Asli

Heian Shodan
Pikiran yang damai (1)
Pinan Nidan

Heian Nidan
Pikiran yang damai (2)
Pinan Shodan

Heian Sandan
Pikiran yang damai (3)
Pinan Sandan

Heian Yondan
Pikiran yang damai (4)
Pinan Yondan

Heian Godan
Pikiran yang damai (5)
Pinan Godan

Tekki Shodan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1)
Naihanchi

Tekki Nidan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)



Tekki Sandan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)



Bassai Dai
Menembus benteng (besar)
Passai

Kanku Dai
Menatap langit (besar)
Kushanku

Enpi
Burung layang-layang terbang
Wanshu

Hangetsu
Bulan separuh
Seishan

Jion
Nama biksu Budha, pengampunan
Jion

Nijushiho
24 langkah
Niseishi

Sochin
Memberi kedamaian bagi orang banyak
Sochin

Bassai Sho
Menembus benteng (kecil)



Kanku Sho
Menatap langit (kecil)



Jitte
Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
Jitte

Chinte
Tangan yang luar biasa
Chinte

Meikyo
Cermin jiwa
Rohai

Jiin
Gema Kuil, Dasar kuil



Gankaku
Bangau diatas batu
Chinto

Wankan
Mahkota raja
Wankan

Gojushiho Sho
54 langkah (kecil)



Gojushiho Dai
54 langkah (besar)
Useishi

Unsu
Tangan seperti (menyibak) awan di angkasa
Hakko

AKSIOLOGI SAINS

Sumber buku :
Prof. Dr. Ahmad Tafsir
FILSAFAT ILMU
(mengurai ontologi, epistimologi dan aksiologi pengetahuan)
Penerbit Remaja Rosdakarya 2007

AKSIOLOGI
Bila kita menghadapi kesulitan (biasany disebut masalah), kita menghadapi dan menyelesaikan masalha itu dengan menggunakn ilmu (sebebarnya menggunakan teori ilmu)
Dahulu pada sebuah desa berdiri ratusan tahun yang lalu sampai tahun tahun belakangan ini penduduknya hidup dengan tenang. Tidak ada kenakalan. Anak-anak dan remaja begitu baiknya, tidak berkelahi, tidak mabuk-mabukan, tidak mencuri, tidak membohongi orang tuanya. Senang sekali bermukum di kampung itu. Tiba-tiba jalan raya melintas kampung itu. Listrik di pasang penduduk mendapat listrik dengan harga murah. Penduduk sennag
Beberapa tahun kemudia, anak mereka nakal, anak remaja sering berkelahi, sering mabuk, sering mencuru, sering berbohong pada orang tuanya. Penduduk sering bertanya “mengapa keadaan begini”mereka menghadapi masalah.
Mereka memanggil ilmuwan, meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya. Apa yang dilakukan oleh ilmuan itu? Ternyata ia melakukan langkah-langkah berikut:
Pertama, ia mengindentifikasi masalah. Ia ingin tahu seperti apa kenakalan remaja yang ada pada kampuny tersebut. Ia ngin tahublebih dahulu, secara persis, misalnya berapa orang, siapa yang nakal, malam atau hai apa saja kenakalan itu dilakukan, penyebab mabuk, berkelahi, dengan siapa, dan apa penyebabnya, dsb. Ia ngin mengidentifikasi masalah itu. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara mengadakan peelitian. Hasil penelitian itu ia analisis untuk mengetahui secara persis segala sesuatu di seputar kenakalan itu tadi.
Kedua, ia mencari teori tentang sebeb-sebab kenakalan remaja. Biasanya ia cari dalam literatur. Ia menemukan ada beberapa teori yang menjalaskan sebab-sebab kenakalan remaja, di atara teori itu pilih teori yang di pekiranya paling tepat untuk menyelesaikan masalah kenakalan remaja di kampung itu.
Ketiga, ia kembali membaca literatur lagi. Sekarang ia mencari teori yang menjelaskan cara memperbaiki remaja nakal. Dalam buku ia baca, bahwa memperbaiki remaja nakal harus sesuai dengan penyebabnya. Ia sudah tahu penyebabnya , maka ia mengusulkan tindakan tindakan yang harus dilakukan.
Ada dua kendalah yang terjadi jikalau mengggunak cara penyelesaian masalah yang dijabarkan di atas. Pertama, belum tentu teori yang ada mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Teori itu mungkin menghadapi masalah yang sama pada zaman yang laim, belum tentu itu efektif. Kedua, belum tentu tersedia teori untuk menyelesaikannya. Masalah selalu berkembang lebih cepat dari pada perkembangan teori.

SEJARAH BKC DOJO UNTIRA



SEJARAH BKC UNTIRA
Dojo Untirta...
            Pada tahun 2001 terdapat UKM IKABE (Ikatan Beladiri Untirta), didalamnya hanya terdapat 3 cabang, yaitu kempo, tapak suci, dan merpati putih. Pada tahun 2008 barulah BKC meminta izin untuk bergabung di IKABE Untirta , tetapi pada saat tahun 2008 BKC masih belum resmi. Selanjutyna pada tahun 2009 barulah BKC resmi menjadi bagian dari IKABE dan Untirta .
            Pendiri BKC yang pertama yaitu Kang rey,bersama angkatan yaitu Kang Ismet dan kawan-kawan, mereka berusaha dari nol untuk membangun BKC di UNTIRTA. Pada tahun 2010 muncul lah Kang Asep beliau adalah senior BKC cabang Serang, beliau mengagas dan membuat perlombaan di Untirta atas nama BKC Untirta, yaitu “ Untirta Cup”. Disini lah awal BKC Untirta porak poranda. Pada saat itu BKC Untirta  meninggalkan bekas yang kurang baik di UKM Kokesma.
            Pada tahun 2012, kader-kader baru BKC Untirta mulai bermunculan, yaitu Kang Jeffry, Teh Irma, Kang Duber dan Kang Bowo. Pada saat itulah Kang Jeffry mendapat amat untuk menjadi ketua Umum BKC periode 2012-2013. Karena pada saat itu posisinya Kang Jeffry lah yang mulai membangun Untirta kembali bersama kawan-kawannya setalah porak poranda di tahun 2010. Setelah terpilihnya Kang Jeffry sebagai ketua umum BKC Untira dan selesai pulau masalah BKC dengan UKM Kokesma.
            Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2013 munculan anggota-anggota baru BKC Untirta diantaranya, Kang Sutrisno, Kang Kevin, Kang Anas, Kang deni, Teh Nia, Teh Hawa, Teh Hutri. Pada tahun inilah BKC Untirta mulai membangun pondasi-pondasi untuk kemajuan BKC Untirta. Pada tahun juga bukan hanya berfokus kepada pertandingan saja, melainkan ada program kerja yang lain, seperti, donor darah, pengkaderan dan sebagainya.
            Pengkaderan pertama kali dilakukan ditahun 2014, 7yang anggota berjumlah 11 dan terdiri dari : Kang Rofiq, Kang Lazuardi, Kang Reihan, Kang Wahid, Kang Rian, Kang Imanuel, Teh Kiki, Teh Monica, Teh Alifah, Teh Rumenta, dan Teh Aida. Setelah selesainya pengkaderan, untuk pertama kalinya diadaakan Mubelub (Musyawarah Besar Luar Biasa), untuk pemilihan ketua umum periode yang kedua dengan calon Teh Nia dan Kang Sutrisno. Akhirn7ya terpilihlah Kang Sutrisno sebagai ketua umum periode 2014-2015.